Laman

Senin, 16 Februari 2015

Renungan Harian : Menolong Mereka Yang Ragu


Menolong Mereka Yang Ragu
Yudas 1 : 22 


Bac. Pagi : Imamat 13 : 1 – 17                                           Bac. Malam : Ibrani 12 : 3 – 6


Buku Ende No. 171 : 1 – 2

Ada pepatah mengatakan, “keraguan tidak akan pernah membawa kita kepada pilihan yang tepat.” Kita dapat menjelaskan pepatah tersebut dengan berbagai pengartian. Orang yang ragu-ragu menunjukkan bahwa dia belum merdeka dalam dirinya. Orang yang ragu-ragu tidak akan dapat membuat keputusan dengan tegas. Orang yang ragu-ragu tidak akan percaya bukan hanya kepada keputusan orang lain, melainkan juga kepada keputusannya sendiri. Orang yang ragu-ragu juga dapat takut karena dibayang-bayangi oleh rupa-rupa perasaan yang belum terjadi. Bahkan dengan tegas Yakobus menyebutkan, “sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang hidupnya” (1:8). Orang yang ragu, yang mendua hati, akan selalu gusar dalam hidupnya. Dia tidak akan pernah merasa nyaman dalam setiap kata, pikiran terlebih keputusan yang ia perbuat. Itulah gambaran orang yang berada dalam keraguan.  

Kitab Yudas memberi 3 pengertian tentang keraguan. Pertama, kurang percaya (skeptis). Gambarannya adalah bahwa dia akan susah mempercayai sesuatu yang walaupun hatinya percaya. Kedua, terluka. Dalam pengertian ini, orang yang ragu-ragu akan terluka oleh karena berbagai impian dan cita-cita yang ia harapkan tidak terwujud, sehingga dia kecewa dan kekecewaan itu membuat dia terluka amat dalam. Ketiga, kelemahan/kekurangan. Dalam pengertian ini, orang yang ragu-ragu akan lebih cenderung menilai dirinya atau orang lain dari segi kekuarangan atau kelemahan. Dia hanya akan mengingat kegagalan demi kegagalan yang pernah ia hadapi dan menimbulkan sikap pasrah sehingga takut melankutkan perjalanannya.  

Dengan pengertian yang demikian, maka kita dapat memastikan bahwa dalam bergaul dengan orang lain, orang yang ragu-ragu ini pun akan mengalami kesulitan. Sebabnya,  banyak orang yang tidak suka bergaul dengan orang yang ragu-ragu. Banyak orang yang tidak suka bergaul dengan orang yang tidak punya pendirian, atau yang pendiriannya tidak jelas, terlebih di lingkungan pekerjaan atau kelompok masyarakat. 

Itu hanyalah gambaran dalam bergaul dengan sesama. Yang kita takutkan adalah jika keragu-raguan itu juga mempengaruhi iman seseorang. Apa jadinya jika ada orang yang ragu tentang Tuhan dan kuasaNya? Apa jadinya jika ada orang yang ragu bahwa Tuhan adalah penolongnya? Dan apa jadinya jika ada orang yang ragu bahwa Kristus mati hanya untuk dosa-dosanya? Ketiga pertanyaan tersebut hanyalah perwakilan dari sekian banyak pertanyaan yang bisa muncul di benak kita mengenai orang yang ragu dalam imannya. Dan yang pasti, orang yang ragu dalam iman akan menemui kebinasaan. Kebinasaan bukan dalam arti fisik tetapi dalam arti pengharapan. Dia akan hilang harapan sehingga dia berjalan tanpa  arah dan tujuan. 
 
Kepada mereka yang ragu-ragu, nats ini mengajak kita untuk menunjukkan belas kasihan. Sebagai orang percaya, kita di ajak untuk peduli kepada mereka, untuk mengajar mereka terlebih untuk berbelas kasihan kepada mereka. Belas kasihan dalam nats ini mempunyai arti: pertama, membungkuk. Kita harus merendah dalam bergaul dengan mereka. Jangan menunjukkan sikap seolah-olah kitalah yang paling benar. Kedua, bersikap ramah. Sikap menerima antara satu dengan yang lain, terlebih menerima mereka dengan keadaan mereka. Bukan justru menghidari mereka dalam pergaulan. Ketiga, memberi kasih. Mengasihi mereka bukan seperti apa yang ada dalam pikiran kita, melainkan mengasihi mereka sebagaimana mereka adanya. Keempat, mendoakan. Berdoalah bagi mereka yang berada dalam keragu-raguan. Keragu-raguan hanya dapat disembuhkan oleh sesuatu yang pasti. Dan yang dapat memberi kepastian itu hanyalah Tuhan. oleh karena itu kita berdoa kepada Tuhan agar Tuhan mengambil sikap ragu-ragu itu dari mereka dan menggantikannya dengan sikap percaya. Itulah tugas kita sebagaimana yang dianjurkan oleh nats ini, menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu. – Amin -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar