Laman

Sabtu, 14 Februari 2015

Renungan Harian : Kasih Kristus Memegang Kita

Kasih Kristus Memegang Kita
1 Korintus 13 : 13 

                    Bac. Pagi : Ayub 6 : 1 – 13                                 Bac. Malam : Markus 3 : 7 – 12

Buku Ende No. 518 : 1 – 2


Iman
Beriman adalah suatu hubungan antara dua pihak, yaitu antara kita dengan Allah. Percaya (beriman) bukanlah terutama mempercayai sejumlah ajaran tentang Tuhan, melainkan mempercayakan diri dalam sebuah hubungan dengan Tuhan. Hubungan itu pun tidaklah mudah. Menyatakan diri percaya (mengaku percaya) setiap hari minggu di Gereja itu mudah, namun menjalani hubungan dengan Tuhan pada hari sesudahnya (senin – sabtu) tidaklah mudah. Sebab dalam hal ini seringkali kita jatuh dalam keegoisan. kita mengaku percaya kepada Tuhan, namun sebetulnya hanya untuk keuntungan diri kita sendiri. Misalnya, kita menempatkan kepercayaan itu hanya sebagai sarana untuk jabatan atau kedudukan kita. disamping itu, betapa sering kepercayaan itu dijadikan hanya sebagai bukti bahwa kita bergama. Percaya (beriman) dalam arti yang sesungguhnya adalah meletakkan kepentingan kita di bawah kepentingan Tuhan dan meletakkan keinginan kita di bawah keinginan Tuhan.


Pengharapan
Setiap makhluk memerlukan pra-syarat untuk hidup. Burung memerlukan udara untuk terbang, ikan memerlukan air untuk berenang, pohon memerlukan tanah untuk berakar, dan manusia memerlukan pengharapan untuk hidup. Tanpa pengharapan manusia tidak akan dapat hidup. Akan tetapi pengharapan bukanlah sesuatu yang abadi, karena pada suatu waktu kita bisa mempunyai pengharapan sehingga kita menjadi optimis, semangat dan produktif, namun di sisi lain kita bisa kehilangan pengharapan sehingga kita menjadi putus asa, tidak ada semangat hidup dan apatis. Pengharapan membuat orang menemukan kehidupan kembali, namun di lain pihak pengharapan membuat orang resah, sebab dia tidak bisa menerima keadaan diluar dari apa yang ia harapkan. 


Dan Kasih
Hidup ini seperti sebuah roda yang berputar, kadang di atas dan kadang di bawah. Pada perjalanan hidup yang demikian, kita memiliki iman dan pengharapan. Iman dan pengharapan, itulah yang menuntun kita untuk melanjutkan perjalanan hidup dari waktu ke waktu. Tetapi keduanya tidaklah abadi. Seperti yang telah diterangkan, dalam iman kadang kita beriman dan kadang mempertanyakan keimanan kita. Kadang kita memiliki pengharapan dan kadang pengharapan itu hilang. Kita tidak mampu berpegang erat kepada ke dua hal itu. Pada saat yang demikian, maka kita memerlukan sesuatu yang bisa menolong kita, itulah Kasih, yaitu kasih Kristus, kasih yang kekal. Seringkali pegangan iman dan pengharapan kita lemah. Pegangan kita sudah mulai kendur. Tetapi untunglah, yang dibutuhkan pada saat-saat seperti itu bukanlah kuat atau lemahnya pegangan kita, melainkan Kasih Kristus yang memegang kita. Keselamatan kita tidak ditentukan oleh besar kecilnya iman dan pengharapan kita, melainkan besarnya kasih Kristus yang memegang kita dengan erat. Itulah maksud pernyataan nats ini, “dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” – Amin -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar