Kasih
Kristus Memegang Kita
1
Korintus 13 : 13
Bac. Pagi : Ayub 6 : 1 – 13 Bac. Malam
: Markus 3 : 7 – 12
Buku Ende No. 518 : 1 – 2
Iman
Beriman
adalah suatu hubungan antara dua pihak, yaitu antara kita dengan Allah. Percaya
(beriman) bukanlah terutama mempercayai sejumlah ajaran tentang Tuhan,
melainkan mempercayakan diri dalam sebuah hubungan dengan Tuhan. Hubungan itu
pun tidaklah mudah. Menyatakan diri percaya (mengaku percaya) setiap hari
minggu di Gereja itu mudah, namun menjalani hubungan dengan Tuhan pada hari
sesudahnya (senin – sabtu) tidaklah mudah. Sebab dalam hal ini seringkali kita
jatuh dalam keegoisan. kita mengaku percaya kepada Tuhan, namun sebetulnya
hanya untuk keuntungan diri kita sendiri. Misalnya, kita menempatkan
kepercayaan itu hanya sebagai sarana untuk jabatan atau kedudukan kita.
disamping itu, betapa sering kepercayaan itu dijadikan hanya sebagai bukti
bahwa kita bergama. Percaya (beriman) dalam arti yang sesungguhnya adalah
meletakkan kepentingan kita di bawah kepentingan Tuhan dan meletakkan keinginan
kita di bawah keinginan Tuhan.
Pengharapan
Setiap
makhluk memerlukan pra-syarat untuk hidup. Burung memerlukan udara untuk
terbang, ikan memerlukan air untuk berenang, pohon memerlukan tanah untuk
berakar, dan manusia memerlukan pengharapan untuk hidup. Tanpa pengharapan
manusia tidak akan dapat hidup. Akan tetapi pengharapan bukanlah sesuatu yang
abadi, karena pada suatu waktu kita bisa mempunyai pengharapan sehingga kita
menjadi optimis, semangat dan produktif, namun di sisi lain kita bisa
kehilangan pengharapan sehingga kita menjadi putus asa, tidak ada semangat
hidup dan apatis. Pengharapan membuat orang menemukan kehidupan kembali, namun
di lain pihak pengharapan membuat orang resah, sebab dia tidak bisa menerima
keadaan diluar dari apa yang ia harapkan.
Dan Kasih
Hidup
ini seperti sebuah roda yang berputar, kadang di atas dan kadang di bawah. Pada
perjalanan hidup yang demikian, kita memiliki iman dan pengharapan. Iman dan
pengharapan, itulah yang menuntun kita untuk melanjutkan perjalanan hidup dari
waktu ke waktu. Tetapi keduanya tidaklah abadi. Seperti yang telah diterangkan,
dalam iman kadang kita beriman dan kadang mempertanyakan keimanan kita. Kadang
kita memiliki pengharapan dan kadang pengharapan itu hilang. Kita tidak mampu
berpegang erat kepada ke dua hal itu. Pada saat yang demikian, maka kita
memerlukan sesuatu yang bisa menolong kita, itulah Kasih, yaitu kasih Kristus, kasih
yang kekal. Seringkali pegangan iman dan pengharapan kita lemah. Pegangan kita
sudah mulai kendur. Tetapi untunglah, yang dibutuhkan pada saat-saat seperti
itu bukanlah kuat atau lemahnya pegangan kita, melainkan Kasih Kristus yang memegang
kita. Keselamatan kita tidak ditentukan oleh besar kecilnya iman dan
pengharapan kita, melainkan besarnya kasih Kristus yang memegang kita dengan
erat. Itulah maksud pernyataan nats ini, “dan
yang paling besar di antaranya ialah kasih.” – Amin -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar