Laman

Minggu, 01 Februari 2015

Khotbah Minggu SEPTUAGESIMA, 1 Februari 2015


Allah Melepaskan Belenggu Manusia 
 
Ev. : Markus 1 : 21 - 28                                                              Ep. : Mazmur 111 : 1 - 10

Seringkali ketika Yesus selesai mengajar, orang-orang yang menyaksikanNya akan terkagum-kagum dan keheranan. Ini dikarenakan cara penyampaian dan isi ajaran-Nya sangat luar biasa. Bukan hanya itu, cara Yesus mengajar dan isi pengajaran-Nya sungguh berbeda dengan cara dan isi pengajaran yang dilakukan oleh pengajar-pengajar pada masa itu, secara khusus para rabi Yahudi. Dengan kata lain, pengajaran Yesus sungguh menyimpang dari kebiasan umum. Menurut Injil Markus, penyebab dari kekaguman pendengar akan pengajaran Yesus adalah karena kuasa yang dimiliki-Nya (ay.22). 

Kuasa itu juga nampak lewat penyembuhan yang sering dilakukan Yesus ketika Ia mengajar. Orang buta melihat, orang cacat berjalan, dsb. Tidak terkecuali dengan nats khotbah ini, di mana Yesus menyembuhkan seorang yang kerasukan roh jahat. Tidak diketahui penyakit apa yang diderita oleh yang kerasukan dalam nats ini. Tetapi tampaknya ia dipengaruhi oleh iblis. Kemungkinan, si iblis sudah ada di rumah ibadat tersebut sebelum Yesus tiba. Si iblis bergabung dengan orang-orang yang datang ke rumah ibadat. Dapat dipastikan bahwa si iblis sungguh-sungguh bekerja untuk memalingkan hati dan pikiran setiap orang dalam rumah ibadat tersebut, karena itulah pekerjaanNya. Tetapi ketika Yesus datang dan mulai mengajar, si iblis mulai resah karena dia juga mengenal Yesus dan kuasa-Nya. Si iblis mulai gerah, ia tidak tahan mendengar ajaran Yesus, ia merasa dirinya terancam terlebih ketika berhadapan langsung dengan Yesus, itu sebabnya ia berteriak, “Apa urusanMu dengan kami...” (ay.24), lalu Yesus mengherdikanya dan roh jahat pun keluar dari tubuh orang itu.

“Orang yang kerasukan roh jahat.” Tentu, kita memahami bahwa orang yang dirasuki roh jahat, adalah orang yang dibelenggu oleh roh jahat itu. Orang yang terbelenggu itu berarti ia tidak bebas dalam menentukan arah hidupnya, ia akan selalu berada dalam rasa takut, sehingga membuat dia terasing di tengah-tengah dunia. Memaknai “orang yang kerasukan roh jahat” tidak hanya dalam bentuk kesurupan, kita juga dapat memaknainya dengan hal-hala yang dapat membelenggu kehidupan manusia, apakah itu sakit penyakit, kemiskinan, pekerjaan, jodoh, dsb. Hal-hal tersebut bisa menjadikan manusia hidup dalam rasa kuatir dan takut.   

Dengan mengusir roh jahat, Yesus mau menunjukkan kesetikawanan Allah kepada manusia. Dengan mengusir roh jahat, Yesus menunjukkan bahwa Allah senantiasa mencari manusia yang dikuasai oleh Iblis, yaitu mereka yang menurut pandangan umum tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Dengan mengusir roh jahat, Yesus menunjukkan bahwa Allah ingin melepaskan manusia yang dikuasai oleh roh-roh zaman yang membelenggu hidupnya. Melalui Yesus, Allah menunjukkan kesetiakawananNya kepada manusia dan mengikutsertakan mereka ke dalam Kerajaan Allah. 

Melalui kuasa penyembuhan tersebut, Yesus mau mengatakan: “jangan takut, Aku telah mengalahkannya dan roh-roh itu tidak akan menguasai kamu lagi!” Benar! Allah telah mengalahkan roh-roh jahat. Allah telah mengalahkan iblis. Allah telah mengalahkan roh-roh zaman. Allah telah membebaskan manusia dari segala-sesuatu yang membelenggu manusia. Allah telah membebaskan manusia dari rasa kuatir dan dari rasa takut. Allah telah mengalahkan segala-sesuatu yang membuat manusia asing di dunia. 

Yang menjadi pertanyaan kita sekarang adalah: apakah kita percaya? Apakah kita percaya bahwa Yesus telah mengalahkan iblis untuk kita? Bahwa Yesus telah mengalahkan segala-sesuatu untuk kemenangan kita? Pertanyaan ini perlu untuk dijawab dan disikapi. Supaya kita tidak seperti orang banyak yang diceritakan dalam nats ini. Memang orang banyak itu takjub dan terkagum-kagum dengan pengajaran Yesus; mereka heran dengan isi pengajaran Yesus, sampai-sampai mereka berkata satu sama lain: “Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintahkanNya dan mereka taat kepadaNya.” (ay.27), tetapi keheranan dan ketakjuban mereka tersebut tidak ditindaklanjuti dengan percaya atau beriman. Mereka takjub, namun mereka tidak percaya (beriman) kepada Yesus. Mamang ada yang percaya, tetapi hanya sedikit. Hal ini juga sering kita temukan dalam pribadi para murid yang mendampingi Yesus. Telah lama mereka bersama-sama dengan Yesus dan banyak melihat mujizat yang dilakukan Yesus, namun iman mereka juga tidak berkembang sampai akhirnya Yesus menunjukkan diriNya kepada murid-murid setelah kebangkitanNya dari kematian. 

Lewat khotbah ini, sikap percaya (beriman), itulah tindaklanjut kesaksian kita atas kuasa dan mujizat yang dilakukan Yesus. Kita mengimani bahwa Yesus telah mengalahkan kuasa-kuasa iblis. Dengan kemenangan Yesus, maka kita juga turut andil dalam kemenangan tersebut. Dengan kemenangan Yesus, dan dengan iman kepada Yesus, kita dapat berkata: “kita pasti menang dalam setiap perlawanan kita.” Sama seperti si iblis takut terhadap pengajaran Yesus, takut berhadapan langsung dengan Yesus; demikian juga si iblis akan takut kepada setiap orang percaya, karena si iblis melihat bahwa Yesus senantiasa ada bersama-sama orang peraya dan Dia menyertainya.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar