Allah Melepaskan Belenggu Manusia
Ev. : Markus 1 : 21 - 28 Ep. : Mazmur 111 : 1 - 10
Seringkali ketika Yesus selesai mengajar,
orang-orang yang menyaksikanNya akan terkagum-kagum dan keheranan. Ini
dikarenakan cara penyampaian dan isi ajaran-Nya sangat luar biasa. Bukan hanya
itu, cara Yesus mengajar dan isi pengajaran-Nya sungguh berbeda dengan cara dan
isi pengajaran yang dilakukan oleh pengajar-pengajar pada masa itu, secara
khusus para rabi Yahudi. Dengan kata lain, pengajaran Yesus sungguh menyimpang
dari kebiasan umum. Menurut Injil Markus, penyebab dari kekaguman pendengar
akan pengajaran Yesus adalah karena kuasa yang dimiliki-Nya (ay.22).
Kuasa itu juga nampak lewat penyembuhan yang sering dilakukan
Yesus ketika Ia mengajar. Orang buta melihat, orang cacat berjalan, dsb. Tidak
terkecuali dengan nats khotbah ini, di mana Yesus menyembuhkan seorang yang
kerasukan roh jahat. Tidak diketahui penyakit apa yang diderita oleh yang
kerasukan dalam nats ini. Tetapi tampaknya ia dipengaruhi oleh iblis.
Kemungkinan, si iblis sudah ada di rumah ibadat tersebut sebelum Yesus tiba. Si
iblis bergabung dengan orang-orang yang datang ke rumah ibadat. Dapat dipastikan
bahwa si iblis sungguh-sungguh bekerja untuk memalingkan hati dan pikiran
setiap orang dalam rumah ibadat tersebut, karena itulah pekerjaanNya. Tetapi
ketika Yesus datang dan mulai mengajar, si iblis mulai resah karena dia juga
mengenal Yesus dan kuasa-Nya. Si iblis mulai gerah, ia tidak tahan mendengar
ajaran Yesus, ia merasa dirinya terancam terlebih ketika berhadapan langsung dengan
Yesus, itu sebabnya ia berteriak, “Apa
urusanMu dengan kami...” (ay.24), lalu Yesus mengherdikanya dan roh jahat
pun keluar dari tubuh orang itu.
“Orang
yang kerasukan roh jahat.” Tentu, kita memahami bahwa orang yang dirasuki roh
jahat, adalah orang yang dibelenggu oleh roh jahat itu. Orang yang terbelenggu
itu berarti ia tidak bebas dalam menentukan arah hidupnya, ia akan selalu
berada dalam rasa takut, sehingga membuat dia terasing di tengah-tengah dunia.
Memaknai “orang yang kerasukan roh jahat” tidak hanya dalam bentuk kesurupan,
kita juga dapat memaknainya dengan hal-hala yang dapat membelenggu kehidupan
manusia, apakah itu sakit penyakit, kemiskinan, pekerjaan, jodoh, dsb. Hal-hal
tersebut bisa menjadikan manusia hidup dalam rasa kuatir dan takut.
Dengan mengusir roh jahat, Yesus mau menunjukkan
kesetikawanan Allah kepada manusia. Dengan mengusir roh jahat, Yesus
menunjukkan bahwa Allah senantiasa mencari manusia yang dikuasai oleh Iblis,
yaitu mereka yang menurut pandangan umum tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan
Allah. Dengan mengusir roh jahat, Yesus menunjukkan bahwa Allah ingin
melepaskan manusia yang dikuasai oleh roh-roh zaman yang membelenggu hidupnya.
Melalui Yesus, Allah menunjukkan kesetiakawananNya kepada manusia dan
mengikutsertakan mereka ke dalam Kerajaan Allah.
Melalui kuasa penyembuhan tersebut, Yesus mau
mengatakan: “jangan takut, Aku telah
mengalahkannya dan roh-roh itu tidak akan menguasai kamu lagi!” Benar!
Allah telah mengalahkan roh-roh jahat. Allah telah mengalahkan iblis. Allah
telah mengalahkan roh-roh zaman. Allah telah membebaskan manusia dari
segala-sesuatu yang membelenggu manusia. Allah telah membebaskan manusia dari
rasa kuatir dan dari rasa takut. Allah telah mengalahkan segala-sesuatu yang
membuat manusia asing di dunia.
Yang menjadi pertanyaan kita sekarang adalah: apakah
kita percaya? Apakah kita percaya bahwa Yesus telah mengalahkan iblis untuk
kita? Bahwa Yesus telah mengalahkan segala-sesuatu untuk kemenangan kita?
Pertanyaan ini perlu untuk dijawab dan disikapi. Supaya kita tidak seperti
orang banyak yang diceritakan dalam nats ini. Memang orang banyak itu takjub
dan terkagum-kagum dengan pengajaran Yesus; mereka heran dengan isi pengajaran
Yesus, sampai-sampai mereka berkata satu sama lain: “Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh
jahat pun diperintahkanNya dan mereka taat kepadaNya.” (ay.27), tetapi
keheranan dan ketakjuban mereka tersebut tidak ditindaklanjuti dengan percaya
atau beriman. Mereka takjub, namun mereka tidak percaya (beriman) kepada Yesus.
Mamang ada yang percaya, tetapi hanya sedikit. Hal ini juga sering kita temukan
dalam pribadi para murid yang mendampingi Yesus. Telah lama mereka bersama-sama
dengan Yesus dan banyak melihat mujizat yang dilakukan Yesus, namun iman mereka
juga tidak berkembang sampai akhirnya Yesus menunjukkan diriNya kepada
murid-murid setelah kebangkitanNya dari kematian.
Lewat khotbah ini, sikap percaya (beriman), itulah
tindaklanjut kesaksian kita atas kuasa dan mujizat yang dilakukan Yesus. Kita
mengimani bahwa Yesus telah mengalahkan kuasa-kuasa iblis. Dengan kemenangan
Yesus, maka kita juga turut andil dalam kemenangan tersebut. Dengan kemenangan
Yesus, dan dengan iman kepada Yesus, kita dapat berkata: “kita pasti menang dalam setiap perlawanan kita.” Sama seperti si
iblis takut terhadap pengajaran Yesus, takut berhadapan langsung dengan Yesus;
demikian juga si iblis akan takut kepada setiap orang percaya, karena si iblis
melihat bahwa Yesus senantiasa ada bersama-sama orang peraya dan Dia menyertainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar