Laman

Sabtu, 07 Februari 2015

Renungan Harian : Tuhan Berkenan Kepada Keikhlasan



Tuhan Berkenan Kepada Keikhlasan
1 Tawarikh 29 : 17 


                     Bac. Pagi : Markus 5 : 1 – 20                       Bac. Malam : Yeremia 29 : 1 – 14

Buku Ende No. 12 : 1 – 2 


Untuk masuk sekolah unggulan seseorang harus di uji terlebih dahulu, untuk masuk perguruan tinggi negeri, seseorang harus di uji melalui beberapa test. Kemudian hasil uji tersebut menjadi dasar seseorang diterima atau tidak. Untuk mencari pekerjaan, bila ingin naik jabatan, dan begitu juga dengan berbagai macam perjalanan hidup kita harus melewati berbagai tahap ujian untuk bisa sampai kepada apa yang kita harapkan atau yang kita cita-citakan. 

Demikian halnya Tuhan dalam nats ini di gambarkan raja Daud sebagai Tuhan yang menguji hati setiap manusia. Dalam nats ini diterangkan bahwa kebaikan dan kesungguhan orang-orang dalam memberikan persembahan kepada Allah bukan terletak pada jumlahnya, melainkan dalam hal bahwa setiap orang memberikan persembahannya atas asas sukarela. Besar-kecilnya suatu persembahan tidaklah menjadi suatu masalah, yang penting dipersembahkan dengan sukarela. Itulah cara Allah menguji kerelaan atau keikhlasan manusia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan Allah menguji hati setiap kita adalah supaya hati kita benar. Dengan hati yang benar, maka segala perbuatan dan perkataan kita akan benar di hadapanNya. 

Jika kita mau jujur, mungkin kita tidak akan lulus dalam setiap ujian yang Tuhan berikan. Mungkin kita gagal dalam setiap test yang Tuhan berikan. Dan sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, tentu orang yang tidak lulus dalam ujian, orang yang gagal dalam test bagaimanapun tidak akan diterima, atau tidak berhak mendapatkan status seperti yang ia inginkan. Hanya orang-orang yang lulus tets, itulah yang akan diterima. Ketika kita gagal dalam test yang diberikan Tuhan, jangan kuatir sebab Tuhan tidak akan meninggalkan kita. Tuhan akan sabar menanti sampai kita dapat lulus dalam setiap test kehidupan kita. 

Tetapi bukan berarti karena Tuhan sabar menunggu hingga kita lulus, kita berleha-leha dalam ujian hidup tersebut. Tidak! Tetapi kita harus tetap berusaha untuk lulus. Untuk itulah raja Daud memberi satu kunci untuk mampu menjadi pemenang dalam ujian yang diberikan Tuhan, yaitu dengan keikhlasan. Bukan tanpa sebab raja Daud menuntut keikhlasan dalam hati manusia. Daud menjadikan keikhlasan sebagai kunci kemenangan, karena Tuhan sendiri berkenan kepada keikhlasan. Tuhan berkenan apabila hati kita tulus dan ikhlas menjalani hidup. Tulus dan ikhlas bukan berarti pasif, tanpa usaha, melainkan berusaha di iringi dengan penyerahan diri kepada Tuhan. Itulah kunci menjalani ujian hidup. 

Kesungguhan kita dalam menjalani hidup, bukan karena besar kecilnya usaha-usaha yang kita lakukan, tetapi terletak pada kerelaan kita menjalaninya. Berapa banyak orang yang kemudian sakit, karena usahanya tidak membuahkan hasil, berapa banyak orang yang kemudian stres karena usahanya gagal, bahkan berapa banyak orang yang kemudian mati bunuh diri oleh karena merasa usahanya tidak berguna? Itulah gambaran orang-orang yang menjalani hidup yang menggantungkan hidupnya hanya pada usaha-usaha yang dia lakukan. 

Tuhan senang melihat orang-orang yang berusaha secara sungguh-sungguh. Tetapi Tuhan tidak menginginkan manusia itu hanya bersandar kepada usaha-usahanya. Tuhan menginginkan manusia itu menjalani hidup ini dengan hati yang ikhlas. Ikhlas melihat apa yang memang bisa dicapai, dan ikhlas melihat apa yang memang tidak bisa di capai. Ikhlas mengubah apa yang bisa di ubah, dan ikhlas terhadap sesuatu yang tidak bisa di ubah. – Amin -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar