Tuhan
Berkenan Kepada Keikhlasan
1
Tawarikh 29 : 17
Bac.
Pagi : Markus 5 : 1 – 20 Bac. Malam : Yeremia
29 : 1 – 14
Buku Ende No. 12 : 1 – 2
Untuk masuk sekolah
unggulan seseorang harus di uji terlebih dahulu, untuk masuk perguruan tinggi
negeri, seseorang harus di uji melalui beberapa test. Kemudian hasil uji
tersebut menjadi dasar seseorang diterima atau tidak. Untuk mencari pekerjaan,
bila ingin naik jabatan, dan begitu juga dengan berbagai macam perjalanan hidup
kita harus melewati berbagai tahap ujian untuk bisa sampai kepada apa yang kita
harapkan atau yang kita cita-citakan.
Demikian halnya Tuhan
dalam nats ini di gambarkan raja Daud sebagai Tuhan yang menguji hati setiap
manusia. Dalam nats ini diterangkan bahwa kebaikan dan kesungguhan orang-orang
dalam memberikan persembahan kepada Allah bukan terletak pada jumlahnya,
melainkan dalam hal bahwa setiap orang memberikan persembahannya atas asas
sukarela. Besar-kecilnya suatu persembahan tidaklah menjadi suatu masalah, yang
penting dipersembahkan dengan sukarela. Itulah cara Allah menguji kerelaan atau
keikhlasan manusia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan Allah menguji
hati setiap kita adalah supaya hati kita benar. Dengan hati yang benar, maka
segala perbuatan dan perkataan kita akan benar di hadapanNya.
Jika kita mau jujur,
mungkin kita tidak akan lulus dalam setiap ujian yang Tuhan berikan. Mungkin
kita gagal dalam setiap test yang Tuhan berikan. Dan sebagaimana yang sudah
dijelaskan di atas, tentu orang yang tidak lulus dalam ujian, orang yang gagal
dalam test bagaimanapun tidak akan diterima, atau tidak berhak mendapatkan
status seperti yang ia inginkan. Hanya orang-orang yang lulus tets, itulah yang
akan diterima. Ketika kita gagal dalam test yang diberikan Tuhan, jangan kuatir
sebab Tuhan tidak akan meninggalkan kita. Tuhan akan sabar menanti sampai kita
dapat lulus dalam setiap test kehidupan kita.
Tetapi bukan berarti
karena Tuhan sabar menunggu hingga kita lulus, kita berleha-leha dalam ujian
hidup tersebut. Tidak! Tetapi kita harus tetap berusaha untuk lulus. Untuk itulah
raja Daud memberi satu kunci untuk mampu menjadi pemenang dalam ujian yang
diberikan Tuhan, yaitu dengan keikhlasan.
Bukan tanpa sebab raja Daud menuntut keikhlasan dalam hati manusia. Daud
menjadikan keikhlasan sebagai kunci kemenangan, karena Tuhan sendiri berkenan kepada keikhlasan. Tuhan berkenan apabila hati kita tulus dan
ikhlas menjalani hidup. Tulus dan ikhlas bukan berarti pasif, tanpa usaha,
melainkan berusaha di iringi dengan penyerahan diri kepada Tuhan. Itulah kunci
menjalani ujian hidup.
Kesungguhan kita
dalam menjalani hidup, bukan karena besar kecilnya usaha-usaha yang kita
lakukan, tetapi terletak pada kerelaan kita menjalaninya. Berapa banyak orang
yang kemudian sakit, karena usahanya tidak membuahkan hasil, berapa banyak orang
yang kemudian stres karena usahanya gagal, bahkan berapa banyak orang yang
kemudian mati bunuh diri oleh karena merasa usahanya tidak berguna? Itulah
gambaran orang-orang yang menjalani hidup yang menggantungkan hidupnya hanya
pada usaha-usaha yang dia lakukan.
Tuhan senang melihat
orang-orang yang berusaha secara sungguh-sungguh. Tetapi Tuhan tidak
menginginkan manusia itu hanya bersandar kepada usaha-usahanya. Tuhan
menginginkan manusia itu menjalani hidup ini dengan hati yang ikhlas. Ikhlas
melihat apa yang memang bisa dicapai, dan ikhlas melihat apa yang memang tidak
bisa di capai. Ikhlas mengubah apa yang bisa di ubah, dan ikhlas terhadap
sesuatu yang tidak bisa di ubah. – Amin -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar